Kondom yang kita kenal sekarang sebagai salah salah satu alat kontrasepsi pria ternyata telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Kondom diperkirakan telah memiliki sejarah yang panjang dalam perannya sebagai "alat pelindung".
Sekitar 1000 tahun sebelum masehi, orang Mesir kuno telah menggunakan sarung pengaman untuk mencegah penyakit.
Penemuan lukisan pada dinding batu pada gua di Combrelles, Perancis, menggambarkan manusia yang memakai kondom. Lukisan tersebut diperkirakan berusia lebih kurang seabad sebelum masehi.
Tetapi para ahli masih sulit memastikan apa maksud lukisan itu, bagian upacara ritual atau hanya arus mode belaka ?
Tahun 1500-an untuk pertama kali dipublikasikan deskripsi dan percobaan alat pencegah penyakit berupa kondom di Italia. Ketika itu Gabrielle Fallopius mengklaim menemukan kondom yang terbuat dari linen dan membuat uji coba pada 1100 pria.
Dari percobaan tersebut, tak satupun dari mereka yang terinfeksi penyakit sifilis. Penemuan membuktikan bahwa kain linen itu bermanfaat mencegah infeksi.
Tetapi di kemudian hari kondom dikenal sebagai pencegah kehamilan. Hal itu diawali dari percobaan terhadap kain linen yang dibasahi dengan cairan kimia tahun 1500-an.
Ketika linen direndam dalam cairan kimia kemudian dikeringkan dan dikenakan oleh pria, maka kain itu dapat mematikan sperma.
Tonggak penting sejarah kondom dimulai sekitar tahun 1640, berbarengan dengan mulai dikenalnya penyakit kelamin. Pertama-tama kondom memang dipakai sebagai penangkal penyakit kelamin.
Kondom pada saat itu masih terbuat dari ikan atau usus binatang. Bekas- bekas kondom ditemukan di antara fondasi reruntuhan Dudle Castle, dekat Birmingham, Inggris.
Pada saat itu timbul peperangan antara pengikut Oliver Cromwell dan prajurit-prajurit Raja Charles I. Perang yang berlangsung lama itu juga melibatkan wanita-wanita PSK.
Akibatnya para prajurit pun tertular penyakit kelamin sehingga melemahkan gaya gempur pasukan. Guna menanggulangi dan meredam penyakit kelamin ini, maka para prajurit menggunakan pelindung.
Mulai saat itulah kondom dikenal luas di masyarakat. Nama kondom diduga didapat dari nama seorang tabib kerajaan yang bernama Condom. Oleh sang tabib, Raja Charles II dibuatkan "pelindung"” yang berasal dari jaringan tubuh binatang agar terhindar dari penyakit kelamin.
Versi lain menyebutkan, nama kondom berasal dari "dr Condon" atau seseorang bernama Colonel Cundum. Sementara yang lain menyebutkan kondom berasal dari bahasa latin, condon yang berarti wadah. Pendapat inilah yang akhirnya disepakati sebagai asal dari istilah kondom.
Pada abad ke 18, Cassanova yang terkenal sebagai playboy legendaris, juga mengenakan kondom. Namun pada saat itu, kondom yang dikenakan oleh Cassanova masih terbuat dari kain linen.
Riwayat kondom karet baru diawali pada tahun 1839. Ketika itu Charles Goodyear menemukan cara vulkanisasi ban mobil. Pada tahun 1844, hak paten kondom diperoleh oleh Charles Goodyear.Tahun 1894, Goodyear dan Hancock mulai memproduksi kondom secara massal terbuat dari karet yang divulkanisasikan dengan membalikkan karet kasar ke elastisitas yang kuat.
Tahun 1861, untuk pertama kalinya kondom dipublikasikan di Amerika Serikat pada surat kabar The New York Times. Pemakaian secara luas kondom yang terbuat dari lateks ini baru terjadi pada tahun 1930-an. Pada tahun 1935 sebanyak 1,5 juta kondom diproduksi setiap hari di Amerika Serikat.
Anehnya, meski telah tersedia kondom yang lebih nyaman, namun masih ada yang tidak mau memakainya. Bahkan hingga 100 tahun kemudian, antara tahun 1940-an sampai 1950-an masih dibuat kondom yang terbuat dari usus domba. Setelah dipakai, kondom yang terbuat dari usus domba yang telah diawetkan ini tidak langsung dibuang. Kondom tersebut dicuci kembali, dilumuri jelly, lalu disimpan ke dalam kotak kayu. Jika diperlukan kembali, kondom dapat langsung dipakai.
Pada awal tahun 1900-an, perjalanan karier kondom sebagai alat pelindung belum berjalan dengan mulus. Di Amerika Serikat, para aktivis dari The American Social Hygiene Association mementang keras pemakaiannya.
Alasannya bahwa kalau seseorang berhubungan seks dengan PSK, maka wajar bila ia tertular penyakit kelamin. Seorang petinggi militer Angkatan Laut berpendapat, pemakai kondom hanya dilakukan oleh mereka yang amoral.
Meski demikian saat para pelaut dikirim ke medan perang, kondom secara diam-diam dibagikan oleh asisten petinggi militer tersebut. Pada tahun 1933 ternyata sang asisten tersebut terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat dan memerintah selama 12 tahun sampai ia meninggal pada tahun 1945. Dia adalah Franklin Delano Roosevelt.
Pamor kondom mulai meredup seusai perang dunia II. Pada akhir 1960-an terjadi revolusi perilaku seksual manusia, terutama di Amerika. Hubungan seksual sebelum menikah dan di luar pernikahan makin terbuka, khususnya pada kaum wanita. Mereka menuntut hak yang sama seperti kaum pria yang bebas melakukan hubungan seksual dengan siapa saja.
Akibatnya, para pria lebih memlih berhubungan seks dengan wanita bukan PSK yang dianggap lebih “bersih”. Kondom dianggap tidak diperlukan lagi.
Pamor kondom semakin menurun semenjak munculnya obat-obat atibiotik baru yang bisa menyembuhkan penyakit-penyakit kelamin klasik seperti sipilis atau GO.
Selain itu, dengan ditemukannya alat-alat kontrasepsi baru yang lebih praktis dan nyaman, seperti IUD dan pil, membuat orang lebih memilih mereka ketimbang kondom.
Pamor kondom sedikit membaik pada tahun 1980-an saat AIDS mulai merebak ke segala penjuru dunia. Meskipun bukan satu-satunya cara, kondom masih terbilang cara yang paling praktis dan gampang untuk mencegah penularan HIV.
Pada tahun 1990-an mulai diperkenalkan kondom dengan warna dan aroma yang berbeda-beda. Pada saat itu untuk pertama kalinya tersedia kondom polyurethane. Pada tahun 1992 di Eropa, diperkenalkan kondom untuk wanita yang lebih dikenal dengan femidom.
Dari fakta-fakta sejarah di atas, maka jelaslah bahwa kondom telah sejak lama di kenal oleh manusia sebagai alat kontrasepsi. Seiring dengan berkembangnya teknologi, proses pembuatan kondom menghasilkan kondom yang lebih kuat, lebih tipis, lebih lentur saat dipakai sehingga para pengguna kondom tidak hanya dapat merasa aman tetapi juga merasa nyaman.
kaskus.us
0 Comments:
Post a Comment