Sistem telepon wireline atau yang dikenal juga dengan sebutan PSTN (Public Switch Telephone Network) atau yang di Indonesia sering juga disebut telepon kabel jelas berbeda dengan system telepon wireless atau yang disebut juga system seluler. Tapi, seperti apakah perbedaan kedua system ini? Apakah bedanya cuma karena yang satu pake kabel dan yang satu tidak? Mungkin uraian sederhana dibawah ini dapat sedikit memberi gambaran tentang perbanding kedua system telepon ini.
Wireline
System telepon wireline perkembang jauh sebelum orang mengenal system telepon wireless, yaitu pada sekitar tahun 1870-an. System ini disebut wireline karena kable digunakan sebagai media tranmisi yang menghubungkan pesawat telepon pelanggan dengan perangkat di jarinagan telepon milik operator. Gambar di bawah ini menunjukan arsitektur jaringan telepon wireline secara umum.
Gambar 1 -Arsitektur jaringan system wireline
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pesawat telepon pelanggan di rumah-rumah dihubungkan dengan sentral telepon (switching unit) dengan menggunakan media kabel. Secara umum komponen jaringan yang digunakan dalam sebuah jaringan telepon wireline adalah :
- Sentral Telepon (switching unit) : adalah perangkat yang berfungsi untuk melakukan proses pembangunan hubungan antar pelanggan. Sentral telepon juga melakukan tugas pencatatan data billing pelanggan.
- MDF (Main Distribution Frame) : adalah sebuah tempat terminasi kabel yang menghubungkan kabel saluran pelanggan dari sentral telepon dan jaringan kable yang menuju ke terminal pelanggan. Bila sebuah sentral telepon memiliki 1000 pelanggan, maka pada MDF-nya akan terdapat 1000 pasang kabel tembaga yang terpasang pada slot MDF-nya, dimana setiap pasang kabel tembaga ini akan mewakili satu nomor pelanggan. Dan 1000 pasang kabel yeng terpasang di slot MDF ini akan di-cross coneect dengan 1000 pasang kable lain yang berasal dari saluran pelanggan yang menuju ke pesawat terminal pelanggan. Jadi bila seorang pelanggan ingin agar nomor teleponnya diganti dengan nomor lain, maka proses perubahan nomor ini dapat dengan mudah dilakukan dengan merubah koneksi saluran pelanggan di MDF-nya. MDF bisanya diletakan pada satu gedung yang sama dengan sentral teleponnya (berdekatand engansentral telepon).
- RK (Rumah Kabel) : juga merupakan sebuah perangkat cross connect saluran pelanggan, hanya saja ukurannya lebih kecil. Jadi dari MDF, kable saluran pelanggan akan dibagi-bagi dalam kelompok yang lebih kecil dan masing-masing kelompok kabel akan didistrubikan ke beberapa RK. Dan dari RK, kable saluran pelanggan ini akan dibagi-bagi lagi ke dalam jumlah yang lebih kecil dan terhubung ke beberapa IDF. Bentuk phisik RK adalah sebuah kotak (biasanya berwarna putih) dan banyak kita temui dipinggir-pinggir jalan.
- IDF (Intermediate Distribution Frame) : juga merupakan sebuah perangkat cross connect kabel saluran pelanggan, dengan ukuran yang lebih kecil dari MDF dan RK. Secara phisik, IDF berbentuk kotak-kotak (biasanya warna hitam) yang terpasang pada tiang-tiang telepon.
- TB (Terminal Box) : juga merupakan cross connect kabel saluran pelanggan yang menghubungkan antara kabel saluran pelanggan di dalam rumah dengan yang diluar rumah. Secara phisik, TB berbentuk kotak yang terpasang di rumah-rumah pelanggan.
- Pesawat telepon pelanggan : perangkat yang berfungsi sebagai transceiver (pengirim dan penerima) sinyal suara. Pesawat pelanggan juga dilengkapi dengan bell dan keypad DTMF yang berfungsi untuk mendial nomor pelanggan.
System telepon wireless mulai berkembang sekitar tahun 1970-an. Sistem telepon wireless berkembang karena adanya tuntutan kebutuhan dari pengguna untuk dapat tetap melakukan pembicaraan telepon walaupun mereka sedang dalam perjalanan ataupun sedang tidak ada di rumah. Dalam perkembangannya, teknologi wireless berkembang sangat cepat, dari mulai teknologi generasi pertama (1G) seperti AMPS, kemudian berkembang ke teknologi generasi kedua (2G) seperti GSM dan CDMA, kemudian berkembang ke teknologi generasi ketiga (3G) seperti UMTS. Semua perkembangan teknologi wireless ini dicapai dalam waktu yang relative cepat. Gambar di bawah ini menunjukan arsitektur jaringan sebuah system telepon wireless, dalam hal ini dicontohkan jaringan system GSM.
Secara umum, arsitektur jaringan system telepon wireless baik itu system 1G, 2G, maupun 3G, terdiri dari 3 kelompok network element, yaitu Mobile Susbcriber atau perangkat pelanggan, network eleemnt radio, dan network element core .
- Perangkat Pelanggan : adalah element jaringan system wireless yang terdapat di sisi pelanggan. Dalam system GSM perangkat pelanggan disebut dengan MS (Mbobile Subscriber) dan dalam system 3G disebut dengan UE (User Equipment). Ciri khas perangkat pelangganpada system wireless ialah ia bersifat protable (dapat dibawa kemana-mana) dan dilengkapi dengan kartu pelanggan (sim card) sebagai kartu identitas pelanggan. Sedangkan fungsinya relatif sama dengan perangkat pelanggan pada system wireline (fungsi tranceiver sinyal informasi berupa suara/multimedia dan dilengkapi dengan bell dan keypad DTMF.
- Network Element Radio : adalah element jaringan yang menghubungkan perangkat pelanggan dengan network element core yang merupakan network element utama system. Fungsi utama network element radio adalah melakukan fungsi-fungsi mobile management, yaitu melayani dan mensupport pelanggan-pelanggan yang selalu bergerak agar tetap dapat terhubung dengan system jaringan. Fugsi lainnya ialah melakukan fungsi-fungsi radio resource management yaitu mengatur kebutuhan resource di sisi radio akses network yang bertujuan agar setiap permintaan hubungan dari pelanggan dapat dilayani.
- Network element core : adalah perangkat-perangkat yang melakukan fungsi-fungsi penyambungan hubungan (switching dan routing). Dalam perkembangannya, network element core akan dilengkapi dengan network element - network element VAS (Value Added Service) yang fungsinya untuk mensupport sebuah hubungan dalam rangka diversivikasi service, seperti SMSC (untuk SMS), MMSC (untuk MMS), IVR (untuk voice recording), IN (untuk billing online dan service-service IN lain seperti televoting, VPN, dll), network element RBT (untuk service Ring Back Tone), dll.
Gambar 3 - Perbandingan Perangkat Switching pada wireline dan wireless
Tabel di bawah ini memperlihatkan beberapa perbedaan antara system telepon wireline dan wireless.
| Wireline | Wireless |
Perangkat Pelanggan | Tidak dilengkapi dengan SIM card. Proces pergantian nomor identitas pelanggan dilakukan dengan merubah terminasi saluran kabel yang terhubung dengan pesawat pelanggan di rumah, hal ini dapat dilakukan dari titik-titik cross connect saluran kabel seperti di IDF, RK, ataupun MDF. | Dilengkapi dengan smard chip yang berfungsi sebagai SIM (Subscriber Identity Module) card yang merupakan kartu identitas pelanggan. Dengan SIM card, proces pergantian nomor pelanggan dapat dilakukan dengan lebih mudah, yaitu dengan hanya mengganti SIM card yang digunakan pelanggan. |
Perangkat pelanggan dihubungkan ke system jaringan wireline dengan menggunakan kabel (saluran phisik), sehingga tidak dapat dibawa-kemana-mana. | Perangkat pelanggan dihubungkan ke system jaringan wireless dengan menggunakan gelombang elektromagnetik (saluran non-phisik) sehingga dapat dibawa bepergian (mobile). | |
Secara umum fungsi perangkat pelanggan di kedua system SAMA, perkembangan teknologi memungkinkan perangkat pelanggan di kedua system ini untuk melakukan fungsi yang sama seperti untuk melakukan hubungan voice, data, ataupun multimedia. | ||
Network Element Jaringan | Pelanggan dihubungkan ke network element core engan menggunakan saluran kabel. Network element yang ada di antara pelanggan dan network element core adalah network element yang fungsinya sebagai tempat cross connect saluran kabel pelanggan yang fungsinya relative lebih sederhana. | Ciri khasnya ialah digunakannya network element radio akses yang fungsinya untuk menghubungkan pelanggan yang terus bergerak (berpindah-pindah tempat) dengan network element core. Dalam hal ini pelangganakan dihubungkan ke system jaringan dengan menggunakna media transmisi gelombang elektromagnetik. Jadi tidak menggunakan kabel seperti pada system wireline. |
Untuk perangkat switching, secara umum fungsi perangkat switching (network element core) kedua system ini sama. Artinya perangkat switching di system wireline sebenarnya bisa dipakai juga sebagai perangkat switching dis sytem wireless. Tapi ada suatu perubahan yang harus dilakukan yang terkait dengan perubahan sifat pelangan (subscriber) yang tadinya tidak bergerak (tetap) menjadi terus bergerak dan berpindah-pindah tempat. (Lihat Gambar 3 di atas) | ||
Untuk network element lain yang digolongkan dalam network element VAS, pada umumnya sama, network element ini pada dasarnya berfungsi untuk mensupport service-service yang diberikan ke pelanggan. Dan network element ini dapat digunakan baik di system wireless maupun system wireline. | ||
Service | Dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, pada dasarnya semua services yang ada di system wireline dapat diimplementasikan juga pada system wireless, baik itu service-service voice, data, maupun multimedia. Hanya saja, ada beberapa service yang hanya ada pada system wireless, seperti service-service LBS (Location base Service). Hal ini karena service ini merupakan service yang memanfaa’tkan nilai dari informasi lokasi pelanggan wireless yang berubah-ubah. | |
Tingkat Keamanan | Pembicaraan pelanggan sangat mudah untuk disadap, hal ini karena media kabel yang digunakan. Hanya dengan memparalel perangkat lain ke saluran kabel pelanggan, seseorang sudah dapat mendengarkan semua isi pembicaraan pelanggan. | Relatif lebih aman. Ada proces authentikasi yang akan melakukan proces filtering yang menentukan pelanggan yang boleh terhubung dengan system jaringan dan boleh melakukan call. |
mobileindonesia.net
mblank.multiply.com
0 Comments:
Post a Comment