Tuesday, January 08, 2008

Pride of Indonesia

Ditulis Oleh Wied (herfin***@yahoo.com) *thaks buat artikelnya :)

Hasil "ngintip" dari Om Wiki, tahukah anda bahwa :

- Bangunan Spinx di Mesir menurut hasil pembacaan karbon telah berumur ~11.000 thn yll.
- Adam yang menurut agama samawi adalah nenek moyang manusia modern diperkirakan muncul ~6000 thn yll.
- Ilmu perbintangan Jawa (Nusantara) yang lazim disebut sebagai Pawukon telah berumur ~17.000 thn yll.
Dan dibawah ini adalah itung-itungan "ilmiah" berdasarkan cerita yang terdapat dalam buku “Pustoko Rojo Purwo” gubahan Ronggowarsito.


Dalam buku “Pustoko Rojo Purwo” gubahan Mas Ronggowarsito ada cerita lakon “WATUGUNUNG” yang mengisahkan hidupnya sejak kecil sampai menjadi raja di Negara Gilingwesi yang diuraikan sbb:
Dewi Sinto yang keluar dari dalam tanah, untuk dapat bertemu dengan Begawan Wrahaspati harus memasak daging BANYAK (Angsa) dan daging Wedhus Pedro (Domba).
Cerita tersebut sesungguhnya adalah kiasan sandi ilmu perbintangan, yaitu Wrahaspati adalah Planet Jupiter, Dewi Sinto yang keluar dari tanah melambangkan Bumi (Dunia). Banyak/Angsa adalah lambang gugusan bintang “Banyak Angrem” yaitu bintang Scorpio. Sedangkan Wedhus Pedro atau Domba adalah bintang Aries.

Bagi orang awam yang membaca ceritanya tanpa mengetahui bahasa samarannya (sandi) pasti mengira bahwa Dewi Sinto itu bener-bener harus memasak campuran daging kambing dan daging angsa untuk menemui Wrahaspati. Bikin gule buat sajen ... ha ..ha

Dengan sedikit bersabar dan menggunakan nalar kita sekarang bisa melihat bahwa cerita roman tersebut sesungguhnya adalah pelajaran ilmu astrologi.

Selanjutnya dalam cerita diterangkan bahwa pertemuan Wrahaspati dengan Dewi Sinto menghasilkan anak yang namanya RADITE yaitu Matahari yang dibesarkan oleh Begawan Radi titisannya Batara Surya. Pertemuan Wrahaspati dengan Dewi Landep menghasilkan anak R.Wukir. Pertemuan Wrahaspati dengan Dewi Somo (Bulan) menghasilkan anak Anggoro (Mars), Sukro (Venus) dan Budo (Mercury).
Pertemuan Dewi Somo dengan RADITE menghasilkan anak Dewi Tumpak (Saturnus). Raden Radite ini akhirnya menjadi raja Watugunung.

Sinto, Landep, Wukir dan Watugunung termasuk menjadi nama Wuku dan ke 26 nama wuku lainnya adalah nama anak Wrahaspati yang lahir dari beberapa istri lainnya. He..he..he… rupanya Wrahaspati ini jagoan ditempat tidur, … jadi kalau ada istri tidak puas jangan cari Jin … tapi carilah Wrahaspati ditanggung memuaskan.

Nah, sekarang jelaskan bahwa cerita Watugunung itu sesungguhnya adalah cerita sandi lambing ilmu perbintangan yang menyebutkan semua nama planit dengan lingkaran zodiac dan equator langit. Jelas bahwa leluhur orang Indonesia jaman purba sudah mempunyai dan mengerti ilmu perbintangan yang lengkap, baik dalam bidang astronomi maupun astrologi seperti yang terdapat dalam Pawukon yang juga dipakai untuk mengetahui watak seseorang.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapa tahunkah umur ilmu perbintangan bangsa Indonesia itu ?

Kapankah Ilmu Perbintangan Indonesia itu dilahirkan ?

Sesuai dengan makna yang tersirat dibelakang cerita Sinto ketemu Wrahaspati, persilangan dua garis lingkaran yang disebut equinox itu adalah menggesernya Banyak Angrem ke Wedhus Pedro atau Scorpio ke Aries, yaitu Bintang No.1 ke Bintang No.8.

Bergesernya Equinox dari arah Scorpio menuju ke Aries adalah melalui 7 gugus bintang yaitu Libra, Virgo, Leo, Cancer, Gemini, Taurus dan Aries.

Lamanya perjalanan waktu bergeser untuk tiap-tiap gugus bintang adalah 2156 tahun. Jadi total waktu perjalanan Scorpio ke Aries adalah 7 X 2156 tahun = 15.092 tahun.

Menurut ketentuan dalam ilmu perbintangan, untuk mengetahui umur berkembangnya ilmu perbintangan diberbagai Negara, ialah dengan memperhitungkan letak Equinox bagi ilmu perbintangan milik sesuatu Negara pada kedudukan mulai saat berkembangnya, kemudian dihitung jalan menggesernya sampai ke letak bintang Aries, yang menjadi pangkal menghitung posisi bintang pada garis lingkar zodiac.

Sesuai uraian diatas, dalam ilmu perbintangan kuno Indonesia, equinoxnya pada permulaannya berada diarah bintang Banyak Angrem (Scorpio) yang dalam perjalanannya ke Wedhus Pedro (Aries) melalui 7 gugus yang membutuhkan waktu 15.092 tahun lamanya. Jadi sesuai dengan pedoman ketentuan dari ilmu perbintangan maka umur ilmu perbintangan Indonesia sudah lebih dari 15.000 tahun.

Nol derajat equinox Aries itu terjadi pada tahun 108 Sebelum Masehi. Sedangkan sekarang ini pada saat Pak Biduanmanstrip membuat catatan ini adalah tahun 2007.

Jadi sampai waktu sekarang ini equinox tersebut sudah berjalan menggeser dari letak Aries selama (108 + 2007) 2115 tahun mendekati letak bintang Pisces. Dengan demikian berkat sandinya Pak Ronggowarsito maka kita dapat menghitung dengan pasti bahwa ilmu perbintangan Indonesia yang disebut Pawukon ini sudah mencapai (15.092 + 2115) 17.207 tahun lamanya.


Meskipun banyak yang sudah tidak mengerti artinya, tetapi ilmu perbintangan Indonesia yang disebut Pawukon ini sampai sekarang masih dikenal sebagian besar masyarakat, karena itu masih dicantumkan dalam “Tanggalan” untuk berbagai kepentingan adat dan keagamaan.
(Taken from diskusi Kaskus)

Jadi ada benarnya ungkapan sebuah lagu bahwa nenek moyangku seorang pelaut, karena pada jaman dahulu gak mungkin bisa berlayar sampai Madagaskar bahkan sampai Tanjung Harapan di Afrika sana kalau tidak mempunyai alat navigasi yang canggih (ilmu perbintangan).

Masihkan kita merasa minder sebagai suatu bangsa ?


2 Comments:

Aki Dudung said...

Senang sekali ada saudaraku yang masih mau mengenali warisan leluhur kita.

Penyebar luasan kupasan Pak Soni Harsono terhadap cerita sandinya Pak Ronggo Warsito sebagai fakta sejarah adalah usaha positif dalam menanamkan rasa bangga Indonesia kepada anak cucu kita.

Mohon diperluas cerita fakta sejarahnya Indonesianya Mas.

Selamat dan sungkem pada anda dan Mbah Warijan

e-learning said...

wah ada yang tertarik banget.
Betul banget bang, sebenernya emang bangsa kita negara besar dan kuat, tapi belum begitu sadar.

tinggal kitanya aja. :)
kita tunggu perkembangan selanjutnya bang.

Selamat dan sumkem buat apa bang, lagian mbah warijan juga bukan sodara saya kok.. :)))))))